ASKOT PSSI Tidore Kepulauan Jajaki Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk Perlindungan Atlet

oleh -244 Dilihat
oleh

GURAPING, 17 September 2025 – Upaya membangun tata kelola sepak bola yang lebih profesional kembali ditunjukkan Asosiasi Kota (ASKOT) PSSI Tidore Kepulauan. Bertempat di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Maluku Utara, ASKOT menjajaki kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan terkait perlindungan bagi atlet, ofisial, dan wasit yang bernaung di bawah ASKOT PSSI Kota Tidore.

Ketua ASKOT bersama jajaran pengurusnya dalam pertemuan itu menegaskan, hingga kini para atlet lokal masih minim perhatian dari sisi perlindungan keselamatan kerja. Padahal, profesi pesepakbola adalah salah satu yang paling rentan dengan risiko kecelakaan. “Mulai dari benturan ringan hingga cedera serius, bahkan cacat permanen atau kematian, selalu mengintai setiap pemain,” ujar Ketua ASKOT.

Ia mencontohkan, di Eropa setiap pemain sepak bola dilindungi asuransi secara ketat. Klub maupun federasi tidak lagi dipusingkan dengan biaya cedera karena seluruh risiko telah ditanggung lembaga asuransi. Hal serupa, lanjutnya, sudah menjadi ketentuan di liga resmi Indonesia. “Di Liga 1, seluruh pemain, ofisial, hingga wasit wajib memiliki asuransi ketenagakerjaan. Kami ingin perlindungan seperti ini juga hadir untuk atlet sepak bola di Tidore Kepulauan,” tambahnya.

ASKOT Tidore menilai, profesionalisme dalam sepak bola tidak cukup hanya pada pengelolaan kompetisi, namun juga harus mencakup perlindungan terhadap seluruh perangkat yang terlibat di lapangan hijau. “Kami ingin setiap pemain, pelatih, hingga wasit mendapat jaminan asuransi keselamatan yang layak,” tegas Ketua ASKOT.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Maluku Utara, Alit Mahendra, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyebut langkah ASKOT PSSI Tidore sebagai terobosan penting. “Profesi apapun di Maluku Utara wajib terlindungi. BPJS Ketenagakerjaan sudah lama berpengalaman menangani atlet, dengan jaminan pembiayaan menyeluruh, dari cedera ringan hingga berat, cacat permanen, bahkan kematian,” jelas Alit.

Menurutnya, skema perlindungan nantinya akan disesuaikan dengan kelompok usia atlet, sehingga semua bisa tercover secara merata. Ia menambahkan, sebelumnya BPJS Ketenagakerjaan pernah meluncurkan program perlindungan atlet lari di Stadion GBK, dan beberapa SSB di Maluku Utara juga sudah mulai mendaftarkan pemainnya. “Apa yang dilakukan ASKOT PSSI Tidore adalah langkah luar biasa. Ini bukti bahwa sepak bola bukan sekadar hiburan, tapi para pelakunya juga layak mendapat jaminan terbaik,” kata Alit.

Senada, Kepala Disnakertrans Maluku Utara, Dr. Marwan Polisiri, menilai ide ASKOT Tidore sebagai gagasan visioner. Pemerintah, kata dia, memang tengah berupaya melindungi seluruh pekerja rentan di Maluku Utara. “Ini bagian dari tugas kemanusiaan yang mesti diseriusi semua pihak. Tidak boleh lagi ada pekerja, termasuk atlet, yang ketika mengalami kecelakaan tidak mendapat perlindungan,” ujar Marwan.

Ia menegaskan, ASKOT PSSI Tidore telah memulai sebuah langkah penting. “Perlindungan terhadap atlet adalah bentuk keseriusan dalam membangun olahraga yang berdaya saing. Saya mengapresiasi langkah ini sebagai pijakan baru bagi masa depan sepak bola di Tidore Kepulauan,” tutupnya.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.