Askot PSSI Tidore Mulai Langkah Reformasi Sepak Bola Daerah

oleh -131 Dilihat
oleh

TIDORE, Gonone.id – Menjelang pelantikan kepengurusan baru, Asosiasi Kota (Askot) PSSI Tidore Kepulauan mengawali langkah pembenahan dengan menggelar coffee break bersama 14 pelatih dan pengurus Sekolah Sepak Bola (SSB) se-Kota Tidore. Pertemuan sederhana namun bernas ini menjadi titik awal reformasi organisasi, sekaligus ruang konsolidasi menghadapi berbagai agenda resmi, termasuk persiapan kompetisi Liga 4 dan Piala Suratin 2025.

Ketua Askot PSSI Kota Tidore Kepulauan, Ardiansyah Fauzi, menegaskan bahwa penyusunan struktur kepengurusan baru akan mengedepankan prinsip keterwakilan dan profesionalitas.
“Nama-nama pengurus diharapkan lahir dari usulan klub, bukan hanya keputusan internal. Dengan begitu, kepengurusan baru ini betul-betul mewakili seluruh kepentingan sepak bola di Tidore Kepulauan,” ujar Ardiansyah.

Dalam forum itu, Ardiansyah juga membuka wacana agar Tidore mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Suratin 2025. Persiapan pun diminta segera dilakukan, baik oleh klub maupun Persikota sebagai wakil resmi Tidore. “Untuk Suratin, fokus utama tetap pada Persikota. Klub-klub lain juga harus menyiapkan pemain agar pembinaan berjalan berjenjang,” tambahnya.

Langkah Askot tidak berhenti pada agenda kompetisi. Perlindungan tenaga kerja atlet juga menjadi perhatian serius. Askot berencana menggandeng BPJS Ketenagakerjaan guna memberi jaminan bagi pemain dan ofisial yang berisiko cedera di lapangan. “Kami akan minta data resmi dari klub untuk dimasukkan ke kepesertaan BPJS. Skema ini berbeda dengan BPJS Kesehatan karena fokusnya pada jaminan cedera kerja,” jelas Ardiansyah.

Suasana pertemuan berlangsung santai. Para pelatih dan pengurus SSB yang hadir tak sekadar berdiskusi, tetapi juga mempererat komunikasi antar klub lewat obrolan ringan. Dari pembinaan usia dini hingga harapan arah baru organisasi, diskusi berjalan cair dan produktif. Saat ini, tercatat ada 12 klub dan SSB aktif di Tidore, termasuk beberapa yang baru berkembang. Askot berharap, dengan kepengurusan baru, semua kepentingan bisa terakomodasi untuk memperkuat fondasi sepak bola daerah.

Di kesempatan yang sama, Ketua Komite Etik Asprov PSSI Maluku Utara, Muhammad Husain, menyampaikan apresiasinya kepada Askot Tidore. Ia menyebut langkah awal ini sebagai bentuk “Reformasi Total” untuk menata kembali roda organisasi sepak bola di tingkat kota.
Menurutnya, ada dua isu penting yang perlu segera dibenahi. Pertama, kesiapan Persikota Tidore yang saat ini terdegradasi dari Liga 3 ke Liga 4. “Pendaftaran ulang ke Asprov menjadi keharusan agar Persikota tetap bisa berkompetisi, meski harus memulai dari kasta bawah,” tegasnya.

Kedua, terkait perwasitan. Husain menilai dualisme kepengurusan selama ini menimbulkan ketidakteraturan. Ia menekankan, penugasan wasit merupakan kewenangan penuh asosiasi melalui Komite Perwasitan, bukan lembaga lain di luar itu. “Kepastian regulasi perwasitan akan berdampak langsung pada kualitas kompetisi,” tandasnya.

Selain itu, Asprov juga menilai positif inisiatif Askot Tidore menggandeng BPJS Ketenagakerjaan. Program perlindungan ini diharapkan menjadi model baru di Maluku Utara, mengingat risiko cedera pemain di lapangan cukup tinggi. Pertemuan dengan BPJS Provinsi bahkan sudah dijadwalkan untuk membahas teknis pelaksanaan.

Dengan fondasi ini, Askot PSSI Tidore optimistis bisa menghadirkan kompetisi resmi yang lebih terstruktur dan profesional. Sementara itu, Asprov Maluku Utara menyatakan dukungan penuh terhadap proses reformasi yang sedang dijalankan. Harapannya, sepak bola Tidore tidak lagi sekadar hidup dari semangat klub-klub lokal, tetapi mampu menapaki jalur pembinaan dan kompetisi yang lebih kokoh.(AA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.