Warga Cobodoe Tanam Harapan di Pekarangan Rumah: Inovasi Caisim (C2) untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga

oleh -77 Dilihat
oleh

GONONE.ID,- Di tengah tantangan ekonomi yang melingkupi banyak daerah, satu langkah kecil di Kelurahan Cobodoe, Kecamatan Tidore Timur, mulai menunjukkan arah baru: warga memanfaatkan lahan kosong di sekitar pekarangan rumah mereka untuk menanam sawi. Sebuah inisiatif sederhana namun penuh makna, yang digagas dalam inovasi bertajuk Caisim (C2).

Dibawah kepemimpinan Wali Kota Muhammad Sinen dan Wakilnya Ahmad Laiman, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan mendorong lahirnya inisiatif lokal yang menyentuh kebutuhan paling mendasar: ketahanan keluarga dan kemandirian pangan. Di Cobodoe, gerakan ini dihidupkan oleh warga sendiri—bukan sebagai program yang dipaksakan dari atas, tetapi sebagai jawaban atas kebutuhan hidup sehari-hari.

“Sebagai Kepala Kelurahan, saya sangat bangga dengan semangat warga,” ujar And. Riwayat Hadi, SH, saat ditemui di sela kegiatan pemantauan kebun warga. “Mereka mulai mengelola lahan kosong di halaman rumah, menanam sawi. Ini langkah awal yang baik.”

Menurutnya, Caisim (C2)—yang merupakan singkatan dari Camat, Lurah, dan Warga Bersama Tanam Sawi—bukan hanya sekadar program hijau. Ia adalah simbol dari gotong-royong, kemandirian, dan upaya kecil yang jika dilakukan secara konsisten, bisa menjadi jawaban atas tekanan ekonomi yang kian terasa.

“Kalau dikelola intens, hasilnya bisa maksimal,” lanjut Riwayat. “Saya berharap inovasi ini bisa memberi manfaat yang nyata, khususnya bagi keluarga besar kami di Cobodoe. Hari ini sawi, besok siapa tahu ada tomat, cabai, atau bahkan tanaman obat.”

Langkah ini juga menunjukkan wajah lain dari pembangunan: bukan sekadar proyek-proyek besar yang gemerlap, melainkan gerakan akar rumput yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Di lahan-lahan kecil itu, harapan tumbuh. Sawi yang ditanam bukan hanya untuk dimakan, tetapi menjadi simbol dari semangat mandiri dan solidaritas warga.

Cobodoe, dalam senyapnya, sedang menanam masa depan. Dan barangkali, ini adalah bentuk pembangunan yang paling tulus: tumbuh dari tanah, dipelihara oleh warga, dan memberi hasil untuk semua.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.