BNN Kota Tidore Perkuat Komitmen Lawan Narkoba pada HANI 2025

oleh -59 Dilihat
oleh

TIDORE— Di halaman Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tidore Kepulauan malam itu tak pernah tampak sekuat ini. Bukan karena kemegahan panggung atau sorot lampu, melainkan karena keteguhan hati yang diam-diam tumbuh dari banyak langkah yang bersatu. Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 digelar dalam format virtual, tapi semangatnya nyata menyentuh tanah, 26/6/2025.

Mereka yang hadir datang dari berbagai penjuru: aparatur negara, relawan, tokoh masyarakat, hingga pemuda-pemudi yang memilih melawan diam-diam daripada tunduk pada keadaan. Di satu layar, suara lantang Kepala BNN RI, Komjen Pol Dr. Martinus Hukom, menembus ruang:
“Jaringan narkoba adalah kejahatan yang terorganisir. Maka kita pun harus melawan dengan semangat yang tak terputus, tak berdiri sendiri, dan selalu terkoordinasi.”

Pidato yang dikirim melalui jaringan daring itu seolah menjadi pengingat keras bahwa perang melawan narkoba bukan tentang simbol, tetapi soal konsistensi. Di tengah ruangan, Kepala BNN Kota Tidore, M. Fadris Sangun Ratu Lana, menegaskan kembali pesan itu.
“Kami tidak mengejar pencitraan. Kami tahu bahaya ini masuk dari celah-celah sempit yang tak disangka. Maka kerja kami pun harus tanpa henti,” ujarnya.

Apa yang berlangsung malam itu jauh dari seremoni kosong. Di antara kehadiran Wakil Wali Kota, Ketua DPRD, Wakapolresta, para camat, lurah, kepala OPD, hingga relawan akar rumput, mengalir satu kesadaran kolektif: bahwa narkoba bukan hanya musuh bagi para pengguna, melainkan ancaman bagi masa depan kota ini dan seluruh generasi muda.

Di antara mereka yang berdiri malam itu, Yusuf Daud dari Kelurahan Cobodoe membawa cerita getir dan harapan dalam satu tarikan napas.
“Kami melihat sendiri bagaimana narkoba merampas hidup anak-anak muda kami. Tapi kami juga melihat bahwa pemulihan itu mungkin asal kita saling jaga,” ungkapnya pelan.

Nada serupa datang dari Khatab Azam, Ketua Relawan Anti Narkoba Kelurahan Gamtufkange.
“Kami tidak punya banyak. Tapi kami punya niat. Kami jaga anak-anak kami dengan cara yang kami bisa.”

Kelurahan-kelurahan lain seperti Soasio, Tomagoba, dan para penggerak Kampung Tangguh Bersinar juga berbagi kisah. Tentang bagaimana kerja sunyi mereka tak selalu masuk berita, namun menjadi benteng nyata dari gempuran gelap peredaran narkotika.

Tema nasional HANI tahun ini “Memutus rantai peredaran gelap narkoba melalui pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan menuju Indonesia Emas 2045”bukan sekadar slogan. Di Tidore, tema itu hidup dan bernapas melalui gerakan-gerakan kecil yang konsisten.

Malam itu, tidak ada pesta. Yang ada adalah perlawanan yang dirawat dalam diam, oleh tangan-tangan yang memilih bertahan, meski tak selalu terlihat.

HANI 2025 mengingatkan bahwa narkoba adalah luka bersama. Dan penyembuhannya, hanya bisa datang dari kekuatan bersama.

Tidore mungkin kota kecil. Tapi dari sinilah, harapan bisa tumbuh besar.
Tolak narkoba. Karena masa depan anak-anak kita terlalu berharga untuk dipertaruhkan.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.