G-MAR CUP I di Kelurahan Bobo: Sepak Bola sebagai Ruang Tumbuh dan Harapan Anak Muda

oleh -73 Dilihat
oleh

TIDORE – Suasana Sabtu sore, 7 Juni 2025, di Lapangan Bola Kelurahan Bobo dipenuhi sorak dan semangat. Tak sekadar pertandingan, tetapi perayaan kebersamaan. Di hadapan pemuda, masyarakat, dan tamu undangan, Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Abubakar, secara resmi membuka Turnamen Gawang Sedang G-MAR Cup I. Sebuah momentum yang bukan hanya olahraga, tetapi ruang hidup dan harapan.

“Kehadiran kami di sini bukan sekadar seremonial. Ini bagian dari pelayanan kami kepada masyarakat,” ujar Abubakar dalam sambutannya yang terasa lebih sebagai ajakan ketimbang pidato formal. “Kami memandang turnamen ini sebagai proses tumbuh bersama. Ketika kami berkoordinasi dengan pemuda Bobo, kami tahu ada potensi besar yang perlu disambut dengan ruang yang layak.”

Sebagai Kepala BPBD Kota Tidore, Abubakar melihat sepak bola bukan hanya sebagai permainan, tetapi sebagai industri. Ia mendorong agar Kelurahan Bobo segera membentuk Sekolah Sepak Bola (SSB) sendiri. “Di era digital, pekerjaan formal makin sulit dicari. Tetapi bakat dan ketekunan bisa membuka jalan hidup yang baru,” ujarnya. “Kita ingin sepak bola menjadi masa depan yang layak, bukan sekadar hobi musiman.”

Abubakar menegaskan, selama empat tahun masa kepemimpinannya, Askot PSSI telah mengukuhkan 29 SSB di Kota Tidore Kepulauan. Ia berharap SSB Kelurahan Bobo menjadi yang ke-30, sekaligus menjadi penutup yang berarti dalam masa jabatannya. “Kalau Bobo bisa bentuk SSB tahun ini, maka saya tutup masa jabatan dengan hati yang lega,” katanya, disambut tepuk tangan panjang dari para hadirin.

Turnamen ini, baginya, bukan sekadar ajang kompetisi. Ia menekankan pentingnya menjadikan G-MAR Cup sebagai ajang silaturahmi. “Mari kita jaga turnamen ini agar berjalan lancar, tanpa insiden yang tak diinginkan. Ini pesta kita bersama.”

Sementara itu, Ketua Panitia Jusman Samad dalam laporannya menegaskan bahwa sepak bola adalah olahraga yang paling dicintai anak muda Bobo. “Ini terbukti dari banyaknya talenta muda dari kampung ini yang sudah berlaga di kancah nasional,” ujarnya. Nama-nama seperti Sadli Ahmad dan Ardi Idrus bukan sekadar catatan prestasi, tapi simbol bahwa anak kampung pun bisa menembus batas.

Jusman menambahkan bahwa G-MAR Cup I tak hanya tentang olahraga. Turnamen ini juga menjadi ruang solidaritas, sebab sebagian dari hasil kegiatan akan dialokasikan untuk penggalangan dana pembangunan Musholla Hamatul Arsy. “Kami ingin olahraga dan spiritualitas berjalan beriringan, saling menguatkan,” katanya.

G-MAR Cup I bukan hanya soal bola yang menggelinding di atas tanah merah Bobo, tapi tentang mimpi anak muda yang ingin lebih dari sekadar menyaksikan mereka ingin bermain, berjuang, dan tumbuh bersama.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.