Ardiansyah Fauji Terpilih Pimpin IKK Makayoa Tidore: “Saatnya Organisasi Ini Menjawab Tantangan Zaman”

oleh -205 Dilihat
oleh

TIDORE KEPULAUAN — Di sebuah aula sederhana di kawasan SMK Kota Tidore Kepulauan, Kamis (29/5/2025), suara mufakat kembali menjadi landasan kebersamaan. Tanpa riuh voting, tanpa pertarungan suara Musyawarah II Ikatan Keluarga Makayoa (IKK Makayoa) menetapkan Ardiansyah Fauji sebagai Ketua Umum untuk periode 2025–2028. Sebuah amanah yang datang lewat aklamasi, namun membawa beban sejarah dan harapan kolektif.

“Saya bukan siapa-siapa tanpa dukungan kalian. Tapi dengan kepercayaan ini, saya berjanji akan membuat IKK Makayoa lebih terbuka, lebih modern, dan lebih hadir di tengah masyarakat,” kata Ardiansyah dalam sambutannya, sesaat setelah ditetapkan sebagai ketua.

Ucapan itu tidak muncul dari ruang kosong. Ardiansyah yang kini juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Tidore adalah figur muda yang naik daun karena sikap lugas dan kesetiaannya membela kepentingan publik. Ia lahir dari semangat kolektif, besar dalam lingkaran komunitas, dan kini kembali mengabdi di rumah besarnya sendiri: keluarga Makayoa.

Musyawarah II IKK Makayoa kali ini berlangsung sederhana namun khidmat. Ketua Panitia, Jumra Nasir, menyebut forum tersebut sebagai bagian dari mekanisme transisi yang sehat.

“Masa kepemimpinan sebelumnya telah berakhir, dan seperti halnya organisasi yang demokratis, kita memilih pemimpin baru melalui musyawarah. Hari ini, kita tidak hanya memilih seorang ketua, tapi menegaskan arah baru organisasi,” ujar Jumra.

Yang menarik, bukan hanya jalannya musyawarah yang menjadi sorotan, tapi juga resonansi pemilihan ini di ruang digital. Dari grup WhatsApp warga Makayoa hingga linimasa Facebook, ucapan selamat berseliweran:

“Selamat buat Ketua Terpilih IKK Makayoa Tikep, Bpk. Ardiansyah Fauji. Alhamdulillah, Musyawarah II berjalan lancar.”

Ucapan-ucapan itu menjadi tanda bahwa organisasi ini hidup, bahwa ingatan tentang asal-usul tidak pernah benar-benar padam. Dalam komunitas diaspora seperti warga Makayoa di Tidore, organisasi kultural bukan hanya ruang nostalgia ia adalah jangkar identitas.

Tugas Ardiansyah ke depan tidak ringan. Ia harus mengelola dinamika internal, merangkul generasi muda, dan menjadikan IKK Makayoa bukan hanya paguyuban simbolik, tapi motor penggerak sosial di tengah perubahan zaman.

Dalam penutup pidatonya, Ardiansyah menyampaikan sebuah kalimat yang terdengar seperti janji sekaligus visi:

“IKK Makayoa harus menjadi rumah yang tak hanya mengenang masa lalu, tapi juga berani menjawab masa depan.”

Dari ruang aula itulah, suara-suara harapan kembali dipintal. Sebuah organisasi, seperti manusia, tumbuh dan berubah. Kini, giliran Ardiansyah Fauji yang memegang kendali arah layar. Ke mana kapal ini dibawa, waktu dan kerja kolektif akan menjadi jawabannya.(AA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.