Bank Sampah Induk di Tidore: Lebih dari Sekadar Pengelolaan Sampah

oleh -192 Dilihat
oleh

TIDORE KEPULAUAN – Sebuah langkah strategis dalam pengelolaan lingkungan di Kota Tidore Kepulauan resmi dimulai. Gedung Bank Sampah Induk (BSI) “Ino Makumote” yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tidore Kepulauan kini diresmikan oleh Wakil Wali Kota Ahmad Laiman.

Di tengah semangat menjaga kebersihan kota, Rifaldi Muhammad Taher, Ketua GENIUS (Gen Z Juga Bisa Serius), hadir sebagai perwakilan generasi muda yang peduli terhadap isu lingkungan. Bagi Rifaldi—atau yang akrab disapa Ifal—bank sampah bukan sekadar tempat pengelolaan limbah, tetapi sebuah strategi sosial.

“Tujuan bank sampah bukan hanya tentang sampah itu sendiri. Ini adalah cara untuk membangun kesadaran masyarakat agar bisa ‘berkawan’ dengan sampah dan mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sana,” ujar Ifal.

Tidore Kepulauan, yang telah menerima penghargaan Adipura sebanyak sembilan kali berturut-turut, memiliki tantangan besar dalam mempertahankan prestasi itu. Ifal menekankan pentingnya strategi yang bisa diterapkan di ruang publik, seperti kawasan Pantai Tugu Lufa, agar sampah tidak terlihat dan segera ditangani—mirip dengan sistem yang diterapkan di kota-kota besar.

Semangat yang sama digaungkan oleh Wakil Wali Kota Ahmad Laiman dalam sambutannya. Baginya, pengelolaan sampah bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang harus dikelola secara sistematis dan berkelanjutan.

“Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap dampak sampah yang tidak terkelola. Ini bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga menyangkut kesehatan dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Ahmad Laiman.

Ia mengajak seluruh ASN dan masyarakat untuk menjadikan momentum peresmian ini sebagai awal baru dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Kepala DLH Tidore, Muhammad Sjarif, memaparkan data bahwa produksi sampah di kota ini mencapai sekitar 50 ton per hari. Tantangan utama masih seputar kebiasaan masyarakat yang belum sepenuhnya memilah dan mengolah sampah dari sumbernya.

“Kami ingin mengoptimalkan peran bank sampah sebagai lembaga berbasis komunitas yang bisa menjadi solusi nyata bagi pengelolaan sampah di Tidore,” jelasnya.

Dengan pendekatan pengurangan sampah dari sumbernya, pembenahan sistem pengelolaan, serta pemanfaatan teknologi inovatif, bank sampah ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat pembuangan, tetapi juga sumber ekonomi bagi masyarakat.

Setelah peresmian, Ahmad Laiman bersama sejumlah pejabat daerah meninjau langsung aktivitas di Bank Sampah Induk “Ino Makumote”. Peresmian ini, yang berlangsung di bulan suci Ramadan, diharapkan menjadi langkah awal bagi Tidore untuk semakin bersih dan ramah lingkungan.

Sampah bukan lagi sekadar limbah, melainkan peluang. Kini, tantangannya adalah bagaimana menjadikan pengelolaan sampah sebagai kebiasaan, bukan sekadar seremoni.(AA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.