Lima Pemuda Terlibat Pemerasan dan Penganiayaan Anggota SPN di Tidore, Empat Sudah Ditangkap

oleh -643 Dilihat
oleh

Gonone.id, TIDORE — Malam yang tenang di sekitar Masjid Tua Tongowai, Kecamatan Tidore Selatan, berubah ricuh ketika Muhammad Rafli Togubu, anggota Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Maluku Utara, menjadi korban pemerasan dan penganiayaan. Peristiwa pada Kamis (2/10/2025) itu berakhir dengan luka di tubuh korban serta raibnya sebuah laptop MacBook Air 13 inci.

Aiptu I Nyoman Sudiastra, S.Sos., Ps. Kanit Pidum Sat Reskrim Polresta Tidore, menceritakan kronologi kejadian dalam konferensi pers. “Korban saat itu hendak menuju Mako SPN. Dalam perjalanan, ia dihadang lima pemuda yang memaksa menyerahkan uang. Karena tidak membawa, tas berisi laptop direbut. Saat melawan, korban dipukul FM hingga terjatuh, lalu ditendang RPS di bagian wajah,” jelasnya.

Akibat serangan itu, Rafli mengalami luka memar dan sempat mendapat perawatan. Sepeda motor yang dikendarainya pun ikut terjatuh di jalanan masjid tua yang lengang. Sejumlah warga yang mengetahui kejadian segera memberikan pertolongan.

Kasat Reskrim Polresta Tidore, AKP Indah Fitria Dewi, S.I.K., menegaskan pihaknya bergerak cepat. “Kami berhasil mengamankan empat pelaku, yakni FN, RPS, IAM, dan AWF. Satu pelaku lain, ES, masih dalam pengejaran. Kasus sudah naik penyidikan, dan kami pastikan prosedur hukum ditegakkan,” tegasnya.

Barang bukti yang diamankan berupa laptop korban, jaket parasut hitam bertuliskan Noise dengan bercak darah, serta celana training hitam-putih yang juga terdapat noda darah. Polisi menjerat para pelaku dengan Pasal 368 ayat (1) junto Pasal 55 ayat (1) KUHP, dengan ancaman sembilan tahun penjara. Namun, terhadap satu pelaku di bawah umur, aparat menerapkan mekanisme UU Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

Plh. Kasi Humas Polresta Tidore, Aipda Agung Setyawan, menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat. “Warga marah dengan perilaku kelompok ini yang sering membuat resah. Dukungan mereka memudahkan polisi melakukan penangkapan,” katanya.

Di lingkungan sekitar Masjid Tua Tongowai, warga mengaku lega setelah mendengar para pelaku berhasil diamankan. “Kami sudah lama resah dengan tingkah anak-anak muda itu. Syukur polisi cepat bertindak,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Kasus ini tidak hanya membuka luka fisik bagi korban, tetapi juga menyingkap kegelisahan masyarakat atas maraknya kenakalan remaja yang berujung kriminalitas. Polisi berkomitmen menuntaskan perkara ini hingga semua pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.