Nukila Coffe: Meracik Rasa, Menyuguhkan Sejarah Perempuan Hebat dari Tidore

oleh -338 Dilihat
oleh

Gonone. Id— Di sudut tenang Kelurahan Gamtufkange, tepat di belakang Bank BRI Cabang Soasio, sebuah kedai kecil bernama Nukila Coffe resmi dibuka pada 1 Agustus 2025. Di persimpangan Batu Besar itu, aroma kopi rempah dan kasbi goreng menyambut siapa pun yang datang. Tapi lebih dari sekadar tempat ngopi, Nukila hadir sebagai ruang temu, sebagai cerita, sebagai bentuk penghormatan atas nama besar: Boki Nukila.

“Kami ingin membangun kedai kopi semi tradisional, bukan sekadar menjual rasa, tapi juga menyampaikan nilai dan warisan,” tutur Udin Hadijah, pemilik sekaligus penggagas Nukila Coffe, saat ditemui usai launching. Di balik sajian kasbi goreng rempah dan sambal kenari yang menggoda lidah, terselip niat untuk memperkenalkan sosok perempuan penting dalam sejarah Kerajaan Tidore.

Boki Nukila, tokoh yang diambil sebagai inspirasi nama kedai, adalah lambang keteguhan dan kecerdasan perempuan di masa lalu. “Semoga Nukila Coffe menjadi ruang damai, tanpa sekat. Siapa saja bisa datang, ngobrol, belajar, dan menikmati secangkir kopi sambil mengenang Boki Nukila,” tambah Udin, matanya berbinar.

Kedai ini buka dari pukul 4 sore hingga 12 malam. Dengan hanya empat orang yang mengelola, mereka mencoba menciptakan suasana hangat yang akrab. Di tiap sudut, nuansa budaya Tidore menyelinap pelan, dari ornamen, musik, hingga sajian yang menggugah kenangan kampung halaman.

“Kami ingin menciptakan jejak yang diingat,” ujar Udin pelan. “Bagi saya, ketika terjatuh, di situlah kita belajar terbang.” Kalimat itu seperti mengalir dari pengalaman yang dalam, dan kini dituangkan dalam gelas-gelas kopi rempah yang menjadi ciri khas Nukila.

Bukan hanya kopi yang disajikan di sini. Tapi juga ruang diskusi. Tentang sejarah, tentang budaya, dan tentang harapan. Tempat ini seolah mengajak siapa saja yang singgah untuk meluangkan waktu: berbagi kisah, mengenang Tidore, atau sekadar mengisi malam yang sunyi dengan percakapan bermakna.

Nukila adalah ruang.
Nukila adalah cerita.
Nukila adalah perempuan.
Dan di setiap tegukan kopi, ada sejarah yang tak pernah benar-benar pergi.

Ayo berkunjung. Duduk. Dengarkan kisah. Seruput hangatnya kopi. Di Nukila, sejarah tak hanya diceritakan, tapi dihirup dalam setiap tegukan.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.