MPLS di SMA Negeri 11 Kota Ternate Dibuka, Kepala Sekolah: Jadikan Ini Awal yang Bermakna

oleh -543 Dilihat
oleh

TERNATE – Pagi itu, aula sederhana di SMA Negeri 11 Kota Ternate yang terletak di Pulau Batang Dua mendadak hidup. Sebanyak dua puluh enam siswa baru duduk rapi, mengenakan seragam putih biru, mata mereka mengamati sekeliling sebuah lingkungan baru yang perlahan akan mereka kenali lebih dalam.

Mereka adalah wajah-wajah baru yang siap mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), program wajib yang secara resmi dibuka oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Kota Ternate, Bapak Fredek Salu, S.Pd., pada Senin pagi (15/7).

“MPLS bukan sekadar rutinitas, ini adalah titik awal bagaimana kalian akan berproses di sekolah ini. Tiga hari ke depan, manfaatkan betul untuk mengenal lingkungan, guru, teman-teman, dan nilai-nilai sekolah kita,” ujar Fredek dalam sambutannya, dengan nada tenang tapi menegaskan makna.

 

MPLS, dari ‘Momok’ jadi Momen Edukatif

MPLS sejatinya adalah transformasi dari apa yang dulu dikenal sebagai Masa Orientasi Sekolah (MOS) sebuah kegiatan yang sempat lekat dengan stigma senioritas dan perploncoan. Namun, sejak diterbitkannya Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016, pendekatannya berubah total: lebih edukatif, lebih ramah, dan lebih berpihak kepada siswa.

“Siswa tidak lagi dibebani dengan kegiatan-kegiatan yang tak ada kaitannya dengan pendidikan. Fokus kita sekarang adalah membangun lingkungan yang inklusif dan menyenangkan sejak hari pertama,” kata Fredek.

Selama tiga hari ke depan, para siswa baru ini akan diperkenalkan pada visi-misi sekolah, tata tertib, ruang belajar, hingga perkenalan dengan guru dan pengurus OSIS. Kegiatan juga akan diisi dengan diskusi ringan soal literasi digital, nilai-nilai kebhinekaan, dan pentingnya menjaga ekosistem pendidikan di wilayah kepulauan seperti Batang Dua.

 

Harapan di Pulau Terpencil

Bagi SMA Negeri 11 Kota Ternate yang berada jauh dari hiruk-pikuk kota, pendidikan menjadi napas penting di tengah keterbatasan. MPLS bukan sekadar seremonial tahunan, tapi menjadi ruang awal membangun semangat belajar di antara siswa-siswi yang tinggal di pulau kecil yang kerap terlupakan dari radar kebijakan pusat.

“Saya berharap kalian semua aktif dan terlibat penuh selama MPLS ini. Tiga hari memang singkat, tapi cukup untuk membangun rasa percaya diri dan semangat belajar,” tambah Fredek di akhir sambutannya.

Kegiatan ditutup dengan perkenalan antarsiswa dan pembagian jadwal kegiatan MPLS. Di wajah dua puluh enam siswa itu, terlihat beragam ekspresi: gugup, antusias, dan penuh tanya. Tapi satu hal pasti sekolah ini menyambut mereka dengan tangan terbuka, tanpa tekanan, tanpa takut.

Dan seperti gaya khas pendidikan yang berpihak pada anak, MPLS di SMA Negeri 11 Kota Ternate menunjukkan bahwa pendidikan yang humanis bisa tumbuh, bahkan dari pulau terpencil di ujung utara Maluku.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.