KWATAK Menang, Tapi Ini Bukan Sekadar Soal Bola

oleh -23 Dilihat
oleh

TIDORE — Di sebuah turnamen gawang sedang yang semula diprediksi hanya jadi ajang hiburan institusi, satu komunitas baru justru mencuri perhatian. Namanya KWATAK, singkatan dari Komunitas Wartawan Tidore. Baru dibentuk di awal tahun ini, komunitas yang dikomandoi Suratmin Idrus alias Ute langsung menggebrak: finis di peringkat ketiga dalam Kapolresta Cup I 2025, mengungguli 22 tim lain yang lebih dulu mapan.

Bagi sebagian orang, ini mungkin sekadar prestasi olahraga. Tapi bagi Ute dan rekan-rekannya, ini adalah deklarasi eksistensi. Bahwa KWATAK bukan hanya komunitas pencatat peristiwa, tapi juga pelaku yang ingin ambil bagian dalam denyut nadi kota ini.

“Keberhasilan ini bukan karena saya. Ini buah dari semangat kolektif. Kita semua yang bekerja keras, kita semua yang menang,” kata Ute, Jumat sore, sesaat setelah menerima piala juara 3 yang diserahkan Wakapolresta Kompol Muhammad Jufri Dukomalamo, disaksikan langsung oleh Kapolresta AKBP Heru Budiharto di Stadion Marimoi.

Dalam turnamen yang diikuti 25 tim, skuad KWATAK yang dihuni para jurnalis lokal ini hanya sekali kalah dan tiga kali menang sebelum dihentikan di semifinal. Ute menyebut, hasil ini menjadi pelecut semangat dalam menjalankan roda organisasi lima tahun ke depan.

“Kalau orang bilang sepak bola menyatukan, maka KWATAK menyatukan lewat sepak bola,” ujarnya, lugas. “Di sini kita bukan cuma bermain, tapi membangun solidaritas.”

Solidaritas itu, menurut Ute, adalah fondasi. Ia bahkan menolak dikultuskan sebagai ketua. “Saya ini cuma simbol. Yang penting, kita semua punya rasa memiliki. Yang menjaga KWATAK bukan satu orang, tapi kita semua,” tegasnya.

Kehadiran Wali Kota Tidore Muhammad Sinen, yang juga tercatat sebagai Presiden Club KWATAK United, menjadi momen penting. Sinen tak hanya hadir, tetapi turun langsung mendukung skuad KWATAK di semifinal. Baginya, ini bukan soal protokoler. Ini soal keterlibatan.

“Kehadiran beliau adalah kehormatan bagi kami. Tapi lebih dari itu, ini membuktikan bahwa pemerintah kota juga punya ruang untuk komunitas seperti kami,” kata Ute.

Dukungan serupa juga datang dari Wakil Wali Kota Ahmad Laiman. Bahkan, di penutupan turnamen, Laiman ikut berdiri di podium bersama Kapolresta dan Kepala SPN Polda Malut, Kombes Pol Anjas Gautama Putra.

Di final, Sekretariat DPRD Kota Tidore Kepulauan keluar sebagai juara setelah menundukkan SPN Polda Malut 2-0.

Tapi sorotan tak hanya soal siapa yang menang atau kalah. KWATAK, dalam narasi Ute, ingin menciptakan definisi baru soal peran wartawan lokal. Tak sekadar peliput, tapi bagian dari ekosistem pembangunan yang hidup, aktif, dan konstruktif.

“Tujuan saya memimpin adalah mendongkrak pendapatan anggota, bukan hanya secara materi, tapi juga nilai dan harga diri,” ujar Ute. “Kita ingin jurnalis di Tidore tak hanya dihormati karena profesi, tapi juga karena kontribusinya.”

Dalam beberapa tahun terakhir, KWATAK memang mulai menapaki jalur yang berbeda. Lewat kegiatan sosial, diskusi publik, hingga olahraga, mereka memperluas jejaring, memperdalam pengaruh, dan memperkuat identitas. Di balik tulisan-tulisan kritis, ada semangat kolektif untuk menjadi bagian dari perubahan.

“Adil itu bukan berarti semua harus dapat sama. Tapi sesuai dengan kerja. Kita ingin sistem yang menghargai usaha, bukan sekadar simbol kehadiran,” tuturnya.

Di tengah atmosfer olahraga yang penuh semangat, KWATAK berhasil membawa pulang lebih dari sekadar piala. Mereka membawa pulang semangat kebersamaan, komitmen baru, dan pengakuan atas eksistensinya sebagai komunitas yang tumbuh dari bawah namun punya pandangan jauh ke depan.

Turnamen ini mungkin berakhir. Tapi bagi KWATAK, ini baru permulaan. Sebuah lompatan dari lapangan kecil ke panggung yang lebih besar: menjadi rekan sejajar dalam perjalanan membangun Tidore.

“Sepak bola menyatukan kita sore ini. Tapi lebih dari itu, yang menyatukan kita adalah harapan akan masa depan yang kita bangun bersama,” ujar Ute, sambil tersenyum, menatap ke tribun tempat rekan-rekannya bersorak.

Dan seperti setiap berita baik yang patut ditulis dengan jujur, KWATAK menuliskannya dengan kaki, keringat, dan tekad.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.