TIDORE – Gemuruh Idul Adha kembali menyapa. Di tengah geliat persiapan umat Islam menyambut Hari Raya Qurban yang akan jatuh pada 10 Dzulhijjah 1446 H, semangat berbagi dan refleksi akan makna pengorbanan kembali menggema. Di Kota Tidore, gema itu disambut dengan semangat gotong royong dan pesan cinta alam.
“Haloo Sobat Tangguh…” sapa hangat Muhammad Abubakar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore. Sapaan itu tak sekadar basa-basi. Dalam nafasnya, terselip ajakan yang dalam tentang makna Idul Adha: meneladani keteguhan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail, yang dalam kisahnya mengajarkan manusia tentang arti tertinggi dari ketaatan dan keikhlasan.
Menurut pria yang akrab disapa M A itu, Idul Adha bukan hanya soal menyembelih hewan qurban. “Ini adalah momentum untuk merefleksikan kembali nilai-nilai sosial dan spiritual. Tentang berbagi rezeki dengan sesama, tentang menyapa mereka yang sering kali luput dari perhatian.”
Dalam suasana jelang lebaran ini, BPBD Kota Tidore juga tidak tinggal diam. “Kawan-kawan tangguh, hari ini kami melaksanakan bersih-bersih halaman kantor. Menyambut Idul Adha dengan hati yang bersih, lingkungan yang rapi. Semoga kita semua berlebaran dengan hati yang senang, bahagia, saling memaafkan, dan mengunjungi rumah sanak keluarga.”
Lebih jauh, M A menitipkan pesan penting yang tak boleh dilupakan, terutama oleh mereka yang hidup bersisian dengan alam. “Mari tetap jaga alam agar alam juga jaga kita.” Sebuah kalimat sederhana, namun penuh makna, mengingatkan bahwa pengorbanan terbesar hari ini bisa jadi adalah menjaga bumi agar tetap layak dihuni generasi mendatang.
Idul Adha memang selalu datang membawa makna yang luas. Ia tak sekadar ritual, tapi sebuah pengingat: tentang kepasrahan, solidaritas, dan kepedulian yang seharusnya hidup dalam keseharian.
“Kami sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 2025.” tulis M A menutup pesannya. Sederhana, namun terasa hangat, seperti pelukan di pagi lebaran penuh harap, penuh maaf, dan penuh cinta.AA