TIDORE – Musim penghujan yang mengguyur Kota Tidore Kepulauan sejak pekan lalu membawa serta tantangan baru. Tak hanya sekadar basah, hujan deras juga menghadirkan ancaman nyata: longsor dan banjir.
Di tengah situasi ini, Muhammad Abubakar, M.Si Kepala BPBD Kota Tidore, yang akrab disapa M.A tak lelah mengingatkan warga. Lewat jalur komunikasi WhatsApp yang cepat dan akrab, ia menyerukan satu pesan sederhana namun penting: tetap waspada.
“Halo Sobat Tangguh… selalu hati-hati beraktivitas. Kenali bahaya di sekitar Anda,” tulis M.A.
Senin, 28 April 2025, peringatan itu terbukti beralasan. Sekitar pukul 16.20 WIT, longsor terjadi di jalan utama menuju Kalaodi. Material longsoran menutup akses jalan, membuat kendaraan tak bisa melintas. Dalam hitungan menit, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Tidore bergerak. Dengan alat seadanya, ditambah kecepatan bertindak, jalur vital itu mulai dibuka kembali.
“Respons cepat itu penting. Setiap menit berarti saat bencana mengancam,” ujar M.A ketika dikonfirmasi.
Keesokan harinya, Selasa, 29 April, ancaman lain muncul di Kelurahan Tambula. Saluran air yang mulai tersumbat oleh sampah dan tanah berpotensi meluap, membanjiri jalan dan rumah warga. Dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Darurat dan Logistik (Darlog), TRC kembali turun tangan. Mereka membersihkan selokan sepanjang jalur rawan, memastikan air hujan mengalir lancar ke drainase utama.
Dari longsor di pegunungan hingga potensi banjir di pusat kota, BPBD membuktikan bahwa kesiapsiagaan bukan sekadar seremonial. Ini soal kecepatan, koordinasi, dan kepedulian terhadap keselamatan warga.
M.A menegaskan kembali prinsip yang selama ini menjadi pegangan timnya:
“Bencana adalah urusan kita bersama. Siap untuk Selamat!”
Di tengah cuaca yang tak menentu, kerja senyap para anggota TRC ini menjadi bukti bahwa ketangguhan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal jiwa yang siaga menghadapi apa pun. (AA)
